Tapak News

Menjalani kuliah double degree bisa dibilang cukup menantang. Program ini memungkinkan mahasiswa untuk berkuliah di dua program studi sekaligus guna mendapatkan dua gelar. Meski berat, program ini cukup diminati.

Double degree adalah sebuah program yang memfasilitasi mereka yang ingin kuliah pada dua program studi yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.

Dilansir dari laman Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi atau LLDikti12.ristekdikti.go.id, selain mahasiswa S1, ada juga program magister double degree yang dilaksanakan selama 4 semester.

Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan semester I dan II di perguruan tinggi dalam negeri dan selanjutnya kegiatan perkuliahan/penelitian dan penyelesaian tugas akhir pada semester III dan IV dilaksanakan di perguruan tinggi mitra di luar negeri selama maksimal 12 bulan.

Setelah selesai proses pembelajaran di kedua universitas tersebut, mahasiswa yang bersangkutan akan menerima ijazah.

Lalu, bagaimana caranya mengikuti program double degree dengan mudah? Cahyo Aulia Andi Putra, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), membeberkan tipsnya.

Saat ini, ia telah lulus dari dua fakultas yang ia pilih, yakni Fakultas Hukum (FH) serta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Cahyo, sapaan akrabnya, bercerita bahwa minatnya untuk mengikuti program double degree muncul ketika ia melakukan kesalahan saat pendaftaran kuliah.

Meskipun berasal dari SMK keperawatan, Cahyo sangat ingin belajar tentang hukum. Keinginan itu muncul karena kebiasaannya menonton kanal YouTube mengenai kasus-kasus kriminal. Namun, keinginan tersebut tak direstui oleh kedua orangtuanya.

“Saya akhirnya nekat daftar kuliah di UMM, tetapi izinnya daftar kuliah keperawatan. Namun, ketika pendaftaran, saya menjadikan hukum sebagai pilihan utama," Ujarnya.

Ia awalnya salah mengira bahwa Program Studi (Prodi) Civic Hukum adalah Fakultas Hukum, padahal Prodi PPKn. "Beruntung, di sini ada program double degree dan alhamdulillah orang tua akhirnya mendukung,” ungkap mahasiswa asal Malang tersebut, dilansir dari laman resmi UMM.

Cahyo mengaku bahwa kesulitan terbesar saat menjalani program double degree adalah manajemen waktu.

Apalagi dengan kesibukannya di luar perkuliahan. Ada beberapa hal yang biasa ia lakukan. Salah satunya yakni berusaha dengan baik dalam melobi dosen. Menurutnya, kemampuan berkomunikasi dengan dosen menjadi poin penting.

Selain itu, ia juga selalu mengatur jadwal tidurnya dengan baik. Hal ini berefek pada jam belajar yang biasa ia lakukan. Semakin cepat ia tidur, semakin cepat juga ia bangun, sehingga waktu belajarnya pada pagi hari bisa lebih panjang.

“Meski begitu, kadang saya harus mengorbankan waktu main dan istirahat saya jika banyak deadline dan urusan yang harus diselesaikan. Tapi, saya sangat menikmatinya karena memang suka dengan materi perkuliahan dan kegiatan UKMK saya,” tuturnya.

Wisudawan terbaik UMM ini, selain sibuk kuliah, juga disibukkan dengan mengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) PSM Gita Surya yang ia pimpin. Ia benar-benar menyusun dan memanfaatkan waktu yang ada agar bisa dimanfaatkan dengan baik.

Cahyo berkata bahwa dirinya sama sekali tidak menyangka akan menjadi wisudawan terbaik periode III tahun 2021. Apalagi, melihat teman-temannya yang terlihat sangat ambisius dalam meraih nilai dan prestasi. Meskipun begitu, ia sangat bersyukur atas capaiannya itu.

“Selain sangat ingin belajar hukum, hal yang membuat saya semangat untuk menjalani perkuliahan di dua program studi adalah kedua orangtua. Saya ingin keduanya bisa hadir di wisuda saya dan duduk di deretan depan sebagai wali dari wisudawan terbaik. Alhamdulillah perjuangan keras saya selama ini membuahkan hasil yang baik,” pungkasnya.