Tapak News

Jawa Barat, Tapak.News - Memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia, 9 pegiat anti korupsi Indramayu dari Pergerakan Masyarakat Anti Korupsi (PERMAK) Indramayu gelar audensi dengan perwakilan Forkopimda di ruang DPRD Indramayu. Agenda tersebut dipimpin langsung Ketua DPRD Indramayu, H Syaefudin, Kamis (9/12/2021).

Di awal dialog, Ketua Permak, Hatta, mengungkapkan atas pilihannya beraudensi merupakan hasil komunikasinya dengan pihak - pihak terkait untuk tak melakukan aksi turun jalan dalam tradisi peringatan hari anti korupsi sedunia di tahun ini menimbang kondisi pandemi covid-19.

Dalam 3 jam pertemuan itu, secara bergilir, masing - masing perwakilan Permak menyampaikan retorika dan gambaran umum terhadap korupsi dan ke-tidaktransparasi-an soal anggaran dan pola kegiatan yang berpotensi menciptakan tindak pidana korupsi lebih besar, lebih bermasalah dari pemerintahan sebelumnya. Hatta mengungkapkan, sesuatu lebih buruk tengah berjalan di Pemerintahan Indramayu saat ini.

"Dengan terpilihnya pasangan Nina-Lucky pada 9 Desember bertepatan Hari Anti Korupsi Sedunia, Kita harapkan Indramayu bebas korupsi namun faktanya bisa kita lihat sendiri. Banyak kasus yang mandek di Kejaksaan maupun Kepolisian," tandasnya.

Menyikapi kritikan tersebut, Iptu Caswadi, Kanit Tipikor mewakili Polres Indramayu menyampaikan terima kasih atas masukan dan support terhadap pihaknya. Dan atas hal itu Ia pun coba meluruskan dan menjelaskan bahwa saat ini Polres Indramayu tengah fokus dalam penanganan kasus dugaan korupsi anggaran covid-19.

"Alhamdulillah,dari 28 Polres di bawah Polda Jawa Barat, baru Polres Indramayu yang berhasil menindak dugaan korupsi anggaran covid -19. Dan beberapa Tersangka sudah ditahan," ungkapnya.

Demikian pula pihak Kejaksaan Negeri diwakili Kasubsi B Intel Ivan Day Iswandi, menyatakan pihaknya tak pernah menutup-nutupi kasus dugaan korupsi. Dan saat ini ada dua kasus yang tengah ditangani Kejaksaan, yaitu kasus kegiatan penanaman Mangroove dan dana bantuan BUMDES Jaya Makmur.

Pada sesi penutup, H Syaefudin sekilas menyoroti peran pragmatisme dalam kondisi demokrasi saat ini kaitannya dengan permasalahan korupsi secara umum. Sebelum mengakhiri acara, Ia mengapresiasi langkah dan upaya para pegiat korupsi, dan berjanji akan menindaklanjuti dari catatan pertemuannya di hari ini.