Gaza, Tapak News - Amerika Serikat berharap Israel bisa menahan diri dari tindakan agresif. Seruan tersebut diungkapkan Wakil Presiden Kamala Haris menyikapi Israel yang kembali membombardir wilayah Gaza Selatan pasca gagalnya gencatan senjata pada Jum'at (1/12/2023).

Berbicara di Dubai, Harris mengatakan Israel mempunyai hak untuk membela diri, namun hukum internasional dan kemanusiaan harus dihormati.

“Terlalu banyak warga Palestina yang tidak bersalah telah terbunuh dan jadi korban", kata dia kepada wartawan, (Sabtu, 2/12/2023)

"Sejujurnya, skala penderitaan warga sipil, serta gambar dan video yang berasal dari Gaza, sangat menyedihkan,” sambungnya.

BACA JUGA: Israel Serukan Warga Sipil Tinggalkan Kota Gaza, Serangan Tank Militer Disiapkan

BACA JUGA: 32 Warga Sipil di Gaza Selatan Tewas Akibat Serangan Udara Israel 

Sementara itu, mengutip The Guardian, Sabtu (2/12/2023), seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa pemerintahan Biden juga telah menginformasikan kepada para pemukim ekstremis Israel yang terlibat dalam kekerasan terhadap warga sipil Palestina di kawasan Tepi Barat.

BACA JUGA: Israel Serang Rumah Sakit di Gaza, Kemenlu RI Kutuk Keras

Laporan menyebutkan setidaknya 193 warga Palestina telah tewas sejak gencatan senjata berakhir, menambah lebih dari 15.000 warga Palestina tewas sejak Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas setelah serangan mereka pada 7 Oktober di Israel selatan yang menewaskan 1.200 orang dan lebih dari 200 orang disandera.

"Sepanjang Sabtu pagi, banyak korban dibawa ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis. 650 orang terluka sejak gencatan senjata gagal," kata pejabat Kementerian Kesehatan Gaza.

Robert Mardini, dari salah satu organisasi kemanusiaan mengatakan pertempuran senakin sengit itu menciptakan lapisan kehancuran baru dan meningkatkan kekhawatiran publik terhadap operasi darat Israel yang akan membuat wilayah mereka menyusut dan mungkin mencoba mendorong mereka menyeberang ke Mesir.

Seorang saksi mata Palestina telah melihat tank-tank Israel mengambil posisi di dekat jalan antara Khan Younis dan Deir Al-Balah.

Yamen, yang hanya memberikan nama depannya tersebut melarikan diri ke Deir Al-Balah di Gaza tengah dari utara setelah Israel menghancurkan beberapa distrik di sana.

“Ke mana setelah Deir Al-Balah, setelah Khan Younis? Saya tidak tahu ke mana saya akan membawa istri dan enam anak saya.” ratapnya sedih.

Israel mengatakan pihaknya telah menarik kembali tim dari Qatar, tuan rumah perundingan tidak langsung dengan Hamas, dan menuduh faksi Palestina mengingkari kesepakatan untuk membebaskan semua perempuan dan anak-anak yang disanderanya.

Namun, Wakil Ketua Hamas mengatakan tidak ada tahanan yang akan ditukar dengan Israel kecuali ada gencatan senjata dan semua tahanan Palestina di Israel dibebaskan.