Jawa Barat, Tapak News – Gemuruh mesin pengeruk sedimen sungai- sungai di beberapa kecamatan Indramayu bagian timur akhir-akhir ini sering dijumpai, dan membawa optimisme baru bagi warga wilayah ini yang kerap tertimpa luapan air, maupun terderitakan kerontang lahan di musim kemarau. ‎

‎Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Bidang Sumber Daya Air (SDA) tengah melaksanakan program normalisasi saluran, dengan tujuan utama memperlancar aliran air ke sawah sekaligus mencegah genangan yang kerap muncul saat musim hujan. ‎ ‎Kepala Bidang SDA DPUPR, Warhadi, menyampaikan bahwa proyek normalisasi ini bersumber dari APBD 2025 sebagai bagian komitmen Pemda Indramayu  memenuhi harapan petani. ‎ ‎

“Kegiatan normalisasi sedang berjalan di sejumlah titik, agar aliran air irigasi lancar dan sawah petani tetap terairi,” ujarnya, Rabu (30/7/2025). ‎ ‎

"Pengerjaan meliputi pengangkatan sedimen, pembersihan sampah, hingga memperbaiki dinding saluran yang rusak, " sambungnya ‎ ‎

Dari sudut desa, perangkat pemerintahan membenarkan adanya proyek tersebut. Menurutnya, saluran tersier yang dinormalisasi merupakan jalur vital bagi distribusi air ke sawah. Tiga musim terakhir, petani terpaksa tidak bisa menanam karena air terhambat sedimen. ‎ ‎

“Kalau tersumbat, sawah kering, dan hasil pertanian jelas terganggu. Normalisasi ini mudah-mudahan menjadi penyelamat,” harapnya.

‎ ‎Hal senada dirasakan Nanto, seorang petani yang lahannya berada tak jauh dari saluran Sigedang. Ia mengaku lega sekaligus bahagia melihat pengerjaan normalisasi berlangsung. ‎

‎“Sudah lama kami menunggu perbaikan ini. Semoga setelah dinormalisasi, panen kami bisa lebih baik,” ungkapnya sambil tersenyum. ‎ ‎

Upaya ini tidak hanya berkutat pada perbaikan fisik saluran air, melainkan juga bagian dari dukungan pemerintah daerah terhadap program kedaulatan pangan nasional. Di Desa Kapringan, Kecamatan Krangkeng, DPUPR juga melaksanakan peningkatan jaringan irigasi melalui pola partisipatif dengan melibatkan masyarakat desa. Semua itu bertujuan agar petani memiliki jaminan air yang cukup, sehingga mereka bisa menanam lebih pasti dan meningkatkan hasil panen. ‎ ‎

" Inj yang kami nanti-nanti sejak lama", ujar Karnoto, warga setempat. ‎

‎Indramayu sebagai lumbung padi nasional kini kembali menata urat nadi pertaniannya. Air yang mengalir di saluran bukan sekadar menghidupi sawah, melainkan juga menghidupkan harapan ribuan keluarga petani. Jika proyek normalisasi rampung tepat waktu sebelum musim tanam, maka wajah-wajah petani akan kembali cerah, sawah kembali hijau menjaga ketahanan dan kedaulatan pangan. ‎ ‎‎

‎ ‎