Jawa Barat, Tapak.News - Wakil Bupati Indramayu, Lucky Hakim, akhirnya meminta maaf secara terbuka terkait video yang berisi "tantangan" untuk berdebat dengan seluruh anggota legislatif Indramayu. Hal itu dinyatakannya saat dan usai rapat dengar pendapat dengan 4 Fraksi yang dipimpin langsung Ketua DPRD Indramayu, Syaefudin, Senin (10/10/2022).
Atas video tantangan yang diunggahnya pada pertengahan September lalu itu, Lucky di dalam rapat sempat dicecar sejumlah pertanyaan seputar disharmoninya dengan Bupati Nina, serta hal yang memicunya mengumbar statementnya menyaruk marwah DPRD di jejaring sosial. Anggi Noviah dari Fraksi PDIP menilainya sebagai tindakan "cengeng" dan tidak elegant.
"Sebenarnya apa sih masalahnya? Kenapa tidak dari dulu ketika baru merasa tidak difungsikan oleh bupati? Kenapa baru sekarang berkoar-koar saat jelang tahun politik 2023? Ada permainan apa ini?" tanya Anggi.
Lucky mengklaim bahwa dirinya selama ini cukup sabar telah beradaptasi dengan "keadaan yang aneh". Ia mengingat segala sesuatu yang menyertainya sebagai seorang wakil bupati sudah terasa sekali berbeda sehari jelang HUT Indramayu tahun lalu. Diceritakannya, beberapa fasilitas penunjang tugasnya secara perlahan menghilang hingga hanya menyisakan dua mobil dinas, rumah dinas, gaji dan tunjangan. Namun saat itu Ia memilih diam yang menurutnya demi menjaga kondusifitas di tengah-tengah ASN yang menjauhinya.
"Saya pernah akan memberi hadiah lima juta rupiah bagi siapa yang bisa mempertemukan dengan camat atau kepala dinas"
"Meski tidak ada lagi protokoler, dan ajudan saya tidak langsung berteriak atau nangis-nangis waktu itu meski Saya pemain sinetron. Saya tidak cengeng," tutur Lucky.
Lucky beralasan, adapun jika Ia baru menceritakannya pada akhir-akhir ini adalah sebagai tanggapan atas tudingan mangkir dari sejumlah undangan DPRD yang tak pernah diterimanya
BACA JUGA: Ini Kata Lucky Hakim Soal Surat Undangan, Ajudan, dan Tantangannya Usai Hadiri Rapat DPRD
Melalui rapat tersebut, secara umum Lucky mengungkapkan keluhan-keluhannya seperti yang pernah disampaikannya dalam beberapa mommen yang berbeda pada beberapa waktu lalu. Hanya saja kali ini Lucky lebih memperlihatkan kesiapannya menghadapi resiko terburuk, termasuk dipecat dari jabatannya jika apa yang sudah dilakukannya bertentangan dengan undang-undang. Ditegaskan konsekuensinya tersebut mengiringi permintaan maafnya atas diksi "menantang" yang disadarinya kurang tepat.