Tapak.news, Indramayu- Tim Deputi Bidang Sistem Nasional beserta rombongan, mengunjungi lokasi pembangunan Breakwater di Pantai Dadap, Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu Propinsi Jawa Barat. Rabu(24/11/2021).

Hadir dalam kegiatan itu, Hadnan Ananta W staf Dewan Pertahankan Nasional, Danrem 063/Sunan Gunung Jati Kolonel Inf Elkines Dewangga K. S.A.P, Kasdim 0616/Indramayu Mayor Inf Ruhiyat, Maman Kostaman Asda II yang mewakili Pemerintahan Kabupaten Indramayu, dan Kuwu Desa Dadap Asriqin.

Dalam lawatannya, Hadnan Ananta W menyampaikan apresiasi kepada kementrian PUPR yang sudah berkenan membantu membangun breakwater di Desa Dadap, karena menuritnya daerah tersebut merupakan daerah yang ancaman abrasinya paling dekat, maka dari itu dibuatkan breakwater untuk melindungi abrasi yang mencapai 30 meter pertahun.

"Maka dengan dibangunnya breakwater kita tidak mengalami kekhawatiran lagi," Katanya.

Dia menyebut, dalam pembangunan breakwater di Indramayu sendiri terdapat 3 lokasi, yakni Dadap, Glayem dan Limbangan.

Sementara Maman Kostaman selaku Asda II yang juga turut hadir menyampaikan, bahwa proyek yang dilakukan oleh pemerintah pusat melalui kementrian PUPR ini merupakan hal yang strategis, tentunya dengan anggaran yang sangat besar ini, kata Maman, kalau menggunakan APBD tidak memiliki kekuatan.

"Harus ada kolaborasi dengan pemerintah pusat," Ujarnya.

Maman menyebut, dengan beberapa titik yang dibangun breakwater baik dikerjakan oleh BBWS Cimanuk atau Citarum dari mulai Krangkeng sampai perbatasan Pamanukan Subang. Di Indramayu sendiri ada beberapa titik yang telah dibangun breakwater ini menggunakan anggaran melebihi sampai dengan sekitar 200 milyar.

"Kalau dari APBD tidak terbayangkan, karena kekuatan APBD untuk menopang yang berkaitan dengan pembangunan breakwater tidak mencukupi," Tuturnya.

Dia berharap, keberadaan breakwater di Indramayu ini, selain untuk menjaga abrasi juga bisa menjadi tempat wisata yang baru.

"Indramayu kan panjang pantainya 147Km, Kabupaten yang memiliki pantai terpanjang di pulau Jawa," Ujarnya.

Sementara dalam kesempatan yang sama, Asyriqin selaku kuwu Desa Dadap menyampaikan, meski pembangunan breakwater tersebut sudah selesai namun ada hal lain yang belum diselesaikan, untuk itu dia berharap bahwa pihak terkait mau menyelesaikan hal tersebut dengan cepat.

"Efek dari pembangunan tersebut banyak yang mengalami imbasnya, termasuk jalan di sekitar Desa Dadap, untuk itu kami meminta kepada pihak terkait agar mempercepat pemberesan," Katanya.

Dia menambahkan, untuk wacana pembangunan breakwater menjadi daerah wisata pihaknya masih mengkaji terlebih dahulu. Namun dia berpesan kepada warga sekitar agar ikut menjaga fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah.