NTT, Tapak News - Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), menyatakan pemerintahannya senantiasa berkomitment untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

“Semua pembangunan bendungan plus irigasinya itu memang dalam rangka strategi besar kita ke ketahanan dan kedaulatan pangan,” ujar Presiden saat meninjau progres pembangunan Bendungan Mbay di Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Selasa (05/12/2023).

Jokowi menuturkan bahwa pembangunan Bendungan Mbay diproyeksikan dapat menampung hingga 51 juta meter kubik air untuk mengairi 4.200 hektare dengan pengembangannya 1.900 hektare. Harapannya, setelah bendungan Mbay selesai dibangun di akhir tahun 2024, mampu mendorong produksi beras di Kabupaten Nagekeo akan meningkat hingga 2,5 kali lipat.

Dalam kunjungan tersebut, Presiden didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Pj. Gubernur NTT Ayodhia Kalake, dan Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do. 

BACA JUGA: Deklarasi Kampanye Damai Tiga Capres di KPU, Presiden Tidak Hadir.

BACA JUGA: Menteri Ida Fauziah dan Bupati Nina Sosialisasikan Permenaker No. 4 tahun 2023. Ini Besaran Iuran BPJS BMI dan Manfaatnya

Keterangan dari Kementerian PUPR, Bendungan Mbay dibangun oleh Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Kupang terletak di Desa Rendubutowe, Kecamatan Aesesa Selatan yang berjarak sekitar 30 km dari pusat kota Kabupaten Nagekeo. Bendungan ini memiliki luas genangan 499,55 hektare yang bersumber dari Sungai Aesesa. Pembangunan Bendungan Mbay sesuai kontrak dan telah dimulai sejak 2021 melalui 2 paket pekerjaan senilai Rp1,47 triliun, yaitu: Paket I dikerjakan oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk - Bumi Indah (KSO), sedangkan Paket II oleh PT Brantas Abipraya. Selaku Manajemen Konstruksi dikerjakan oleh PT Indra Karya - Rancang Semesta - Sabana (KSO).