Tapak News

Sana'a, Tapak News - Komandan operasi militer udara AS di Timur Tengah, Letnan Jenderal Alex Grynkewich, mengatakan 60 sasaran di 16 lokasi telah diserangnya dengan menggunakan lebih dari 100 amunisi berpemandu presisi tinggi untuk melumpuhkan Houthi setelah berbulan-bulan kelompok militan Yaman tersebut membajak dan menyerang kapal-kapal yang memiliki kaitan dengan Israel di Laut Merah.

BACA JUGA: Amerika Veto Resolusi Gencatan Senjata Israel-Hamas di PBB

BACA JUGA:PBB, Israel Telah Membuat Keadaan Semakin Sulit Bagi Pengungsi.

"Kami memilih target untuk mengincar kemampuan yang sangat spesifik di lokasi yang sangat spesifik dengan amunisi yang presisi." ujarnya pada Jum'at (12/01/2024)

BACA JUGA: Israel Serang Rumah Sakit di Gaza, Kemenlu RI Kutuk Keras

BACA JUGA:Israel Serukan Warga Sipil Tinggalkan Kota Gaza, Serangan Tank Militer Disiapkan

Jelang sore, ratusan ribu warga sudah berkumpul di pusat Sanaa dan kota-kota lain. Rekaman drone di TV al-Masirah milik Houthi memperlihatkan mereka membawa bendera Palestina dan Yaman, meneriakkan slogan-slogan yang mengecam sekutu Israel.

Serangan Anda terhadap Yaman adalah terorisme,” kata Mohammed Ali al-Houthi , anggota Dewan Politik Tertinggi Houthi. “Amerika Serikat adalah Iblis.”

BACA JUGA: Kata Ukraina dan Polandia, Pesawat Tempur Wagner Telah Tiba di Belarus

Iran, sekutu Houthi, turut mengutuk tindakan Amerika dan Inggris itu.

"Mereka telah melakukan pelanggaran nyata terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Yaman," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, dikutip dari The Time of Israel, Jumat (12/1/2024).

Presiden AS, Joe Biden, dalam siaran khususnya mengkonfirmasi serangan bersama sekutu Inggris, Belanda, Kanada dan Australia ke Yaman merupakan arahannya sebagai upaya menyelamatkan kebebasan navigasi di salah satu saluran air paling penting di dunia,. Demikian pernyataannya seperti yang dimuat di media-media international, Jum'at (12/01/2024).

Sehari sebelumnya Washington memperingatkan Iran atas kapal tanker bernama St Nikolas yang berbendera Marshall Islands, disita saat berlayar di perairan Laut Oman. Aksi Iran tersebut ditudingnya telah mendorong eskalasi di wilayah Lebanon hingga Laut Merah memanas.