Jawa Barat, Tapak News - Sebuah pernyataan sensitif terlontar dari Dirut Perumdam Tirta Darma Ayu (TDA), Ady Setiawan, saat di depan aksi sekelompok mahasiswa yang menuntut kejelasan alasan dari balik kebijakannya menaikkan harga air pada beberapa waktu lalu, justru kini menuai sorotan baru.
Diungkapkan oleh Ady Setiawan waktu itu atas rencanananya mengundang 158 organisasi kemasyarakatan yang pernah "dibantu" oleh anggaran promosi BUMD yang dipimpinnya. Sontak ucapan itupun dirasakan mengusik hati beberapa pegiat dan aktivist organisasi sosial di Indramayu.
BACA JUGA: PDAM Indramayu Didemo Dua Kelompok Mahasiswa Dalam Satu Hari
Diantaranya dari LSM KPK Nusantara Cabang Indramayu melalui ketuanya, Agus Suherman yang kemudian mendatangi kantor Perumdam Tirta Darma Ayu untuk meminta data penggunaan anggaran promosi tahun 2022, Jum'at (3/02/2023)
"Saya datang supaya tidak ada kesalahpahaman atas video yang sudah beredar dan menyebar, dimana ada statement Dirut Ady perihal bantuan kegiatan masyarakat. Kami ingin memperoleh datanya, organisasi atau kelompok dan dengan kegiatan apa saja yang sudah dibantu," papar Agus.
Namun, Agus menyatakan dirinya merasa kecewa. Alasannya, data yang Ia peroleh dinilainya mengesankan BUMD tersebut belum menghargai keterikatannya terhadap UU Keterbukaan Informasi Publik.
"Datanya sekedar memperlihatkan 143 nama, alamat, dan kegiatannya saja tanpa nilai bantuan kepada masing-masing penerima serta tidak ada sama sekali nilai akumulasi anggaran seluruhnya yang sudah dikeluarkan", tuturnya.
Berita Lain
Agung Nugroho, karyawan Perumdam Tirta Darma Ayu saat ditemui mengatakan, dirinya sekedar diperintahkan oleh bagian Humas untuk menyerahkan data itu. Adapun soal nilai atau besarannya, Ia hanya mendengar anggaran promosi yang sudah dikeluarkan kurang lebih 100 jutaan di tahun 2022 dimana ada sumbangan pribadi Ady Setiawan.
Menurut Agus Suherman, jumlah 100 juta yang disampaikan oleh Agung, sama persis sesuai hasil komunikasinya dengan Ady Setiawan, seolah keterangannya itu hasil "dikte". Namun, katanya, jika dari nilai itu yang menurut Agung ada yang bersumber dana pribadi Ady Setiawan, malah menimbulkan kritisi lebih lanjut.
"Kalau duit pribadi, ngapain nama penerimanya tercatat dan dimasukkan ke data base?", tanyanya.
Terkonfirmasi dari Ady Setiawan, nilai 100 juta dalam setahun adalah berdasar pengajuan atau proposal yang masuk dengan realisasi nilai pemberiannya cukup variatif.
"Kita check dulu kebenaran kegiatan dan juga kemampuan perusahaan. Ada yang untuk kegiatan Ponpes, Sekolah, RT, RW, Musholla, Media, dll. Ya misal pengajian, ada yang Rp. 250 ribu," tulis Ady dalam pesan WAnya.
Ketika dipertanyakan kegiatan salah satu organisasi dalam peringatan hari lingkungan hidup sedunia 2022 yang dibantu senilai Rp 50 juta namun tidak tercantum dalam data sehingga patut diduga nilai anggaran bantuan kemasyarakatan sesungguhnya bisa mencapai milyaran rupiah, tokoh asal Jember tersebut berkelit bahwa untuk jenis kegiatan teknis semacam pembersihan waduk dari sampah meski dilakukan sebuah organisasi atau komunitas bukan dari anggaran promosi, tapi bersumber dari pos pemeliharaan air.
Atas persoalan itu, menurut Agus Suherman, selain nilai anggaran promosi yang masih gelap, Ia juga menduga masih banyak kegiatan yang tidak tercantum di data yang dipegangnya. Oleh karenanya Ia berharap komisi III DPRD Indramayu bisa mengundang direksi-direksi Perumda Tirta Darma Ayu agar membukanya secara terang benderang supaya tidak ada kesan telah terjadi pembohongan publik. Atas nama organisasinya Ia juga akan meminta BPK lebih serius mengaudit perusahaan air minum daerah tersebut.
BACA JUGA: Perumdam Indramayu, Penggunaan Air di atas 20M³/ Bulan Dikenakan Tarif Baru